Rabu, 30 Desember 2009

Tulisanku 4

Catatan Kecil

Mungkin khayalan dan keinginanku berlebihan dan terlalu muluk tapi apa salh jika menginginkan yang terbaik dalam hidupku? Begitu banyak yang ingin kulakukan, menyelesaikan kuliahku dengan lancar dan mudah, setelah lulus aku ingin bekerja dan membahagiakan kedua orang tuaku serta membantu biaya pendidikan adikku. Jika semua itu telah aku lakukan, aku ingin mendapatkan pendamping hidup yang terbaik yang dapat membimbingku dan mengarahkanku untuk lebih baik. Tapi saat ini kenyataan berkata lain, saat seseorang hadir dan mengisi hatiku. Memberi semangat dan motivasi, yang menginginkan aku menjadi pendamping hidupnya. Apakah aku harus mengubur semua keinginanku? Jika memungkinkan, aku ingin tetap bisa menggapai keinginanku walaupun pendamping hidupku telah datang. Ku ingin ia mengerti akan keinginanku ini, serta memotivasi dan mendukungku. Tapi, mungkin dengan mengikat pertalian suci ini, aku bisa keluar dari kehidupan yang selama ini membelengguku dan membuat dadaku sesak. Kehidupan yang sebenarnya tak ingin kujalani, hanya keterpaksaan dari orang-orang di sekitarku yang aku sayangi yang membuatku mau menjalankan kehidupan seperti ini.

Jika seseorang itu tidak hadir terlalu cepat, aku akan melakukan dan menggapai semua keinginanku. Tapi, mungkin ia memang harus hadir sekarang dan menjadi bagian dalam hidupku dan dapat memeberi warna yang cerah untuk hari-hariku.

Mungkin memang harus begini hidupku ini, tak ada yang istimewa. Hanya lembar demi lembar kepahitan dan kesengsaraan yang menghiasi hari-hariku. Orang lain melihat kehidupanku berkecukupan dan indah, mereka haya melihat fisik tanpa melihat batin yang ada dalam diriku. Tapi mereka tak pernah tahu dan tak perlu tahu, karena takkan ada yang mengerti kehidupan yang kujalani. Tak bisa kupungkiri aku mempunyai banyak mimpi dan cita, namun semua itu begitu sulit dan sukar kuraih, begitu banyak aral yang harus kulewati untu meraihnya. Pedih dan sakit yang kualami terus menerus membuatku semakin terpuruk dan tak berani mengambil resiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar